TUGAS AKHIR PROFESIONAL ETHIC
1. Ceritakan secara singkat apa
dan bagaimana keterkaitan mata kuliah profesional ethic bagi saudara calon Magister
pendidikan, walaupun tidak bekerja
dalam dunia pendidikan!
Jawab:
Keterkaitan saya selama satu semester mengikuti mata
kuliah Professional Ethic: sangat banyak pelajaran bermanfaat yang saya
dapatkan. Professional Ethic telah mengubah mindset saya bahwa saya masih sangat
jauh dari istilah guru yang profesional. Namun, setelah belajar dan diskusi di
kelas saya menemukan titik baliknya. Saya termotivasi untuk mengabdikan diri saya sebagai seorang guru yang profesional dan layak untuk digugu dan ditiru oleh
siswa saya. Sebuah kalimat
dari ibu Evia “menjadi guru itu mulai dari hati”, seolah membisikkan saya bahwa
ini panggilan hati saya yaitu menjadi seorang GURU.
Dari membaca, bertanya, dan berdiskusi di kelas saya berpendapat bahwa
seorang guru tidaklah harus seseorang yang cerdas, brilian, dan mampu
menguasai seluk beluk keilmuannya sampai detail. Sebagai contoh untuk menjadi
guru Bahasa Inggris, seseorang tidak harus mengetahui segala kosakata yang ada
di kamus Oxford, atau juga bagian-bagian perhalaman yang ada di buku grammar.
Andaikata ada seorang guru yang dapat melakukan ini, ini adalah nilai lebih
yang wajib disyukuri. Namun secara umum, menjadi guru tidaklah butuh hal yang
terlalu menakjubkan seperti itu. Syaratnya cukuplah mudah. Ia harus memiliki
kompetensi yang cukup yang berhubungan dengan keilmuannya dan yang berhubungan
dengan dunia pendidikan. Dan juga paham dasar-dasar pendidikan, yaitu tentang
perangkat pengajaran seperti kurikulum, silabus dan rencana pengajaran, ataupun tentang
metode pembelajaran seperti CTL, Cooperative Learning hingga Quantum, maka
semua itu sangat menunjang.
Seorang guru juga harus memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi,
karena jiwa kreatifitas disini akan mendorong dia untuk menemukan berbagai
model pembelajaran baru yang cocok diterapkan di kelasnya. Dari jiwa ini ia
akan mampu menemukan berbagai macam problem solving yang berhubungan dengan
permasalahan siswa ketika berada di kelas, di sekolah, maupun di luar
sekolah. Kreatifitas ini akan membuat guru mampu menemukan cara mengajar
yang baik, cara membuka kelas yang elegan, cara membuat dan melakukan penilaian
yang praktis, cara memberikan tugas yang cantik namun tidak memberatkan, cara
memimpin diskusi di kelas dan membuat anak-anak aktif menyampaikan ide mereka,
cara memberikan reinforcemen pada anak, cara memberikan hukuman yang
bijak dan banyak lagi lainnya. Kreatifitas yang dimiliki seorang guru akan
membuat dia menjadi terlihat beda diantara guru yang lain, dan inilah yang akan
membuat siswa selalu rindu untuk berjumpa dengan mata pelajarannya
Yang terakhir dari bekal yang harus dimiliki seorang guru adalah
sifat ikhlas. Sifat ikhlas inilah yang jarang dimiliki guru saat ini. Banyak
sekali jiwa guru mulai terpengaruh oleh paham kapitalisme sehingga niat mereka
mengajar menjadi tidak tulus. Banyak diantara mereka merasa apa yang mereka
sampaikan tidaklah setimpal dengan gaji yang mereka terima, sehingga akibatnya
ketika mereka berada di kelas mereka tidak menyampaikan materi dengan
sepenuhnya. Tujuannya adalah agar sebagian dari materi ini dapat mereka
sampaikan di les. Dengan memberikan les, mereka dapat tambahan penghasilan.
Perubahan paradigma ini jelas meresahkan.
Dengan adanya perubahan ini, kualitas pembelajaran menjadi
berkurang. Semangat dan motivasi kelas juga melemah. Dan ini semua terjadi
karena guru melupakan aspek yang sangat penting dalam hidup mereka yaitu aspek
ikhlas. Andaikata guru ikhlas mengajar, maka keikhlasan ini akan memberikan
semangat yang tanpa batas pada guru untuk berusaha keras membuat anak didik
mereka paham akan materi yang disampaikan. Semangat keikhlasan ini akan mampu
meluluhkan hati dan jiwa keras anak didik mereka. Apalagi jika ditambah dengan
kemauan guru untuk mendoakan anak didik mereka untuk sukses, maka aspek
spiritual ini menjadi penyempurna kelebihan guru. Guru akan terlihat bercahaya
dan berwibawa sehingga menjadi contoh dan panutan bagi peserta didik.
2.
Mengapa guru harus berpedoman pada kode etik sebagai
landasan berperilaku, baik intelektual, sosial, susila,dan
emosional bukan hanya dilingkungan sekolah namun semua aspek kehidupannya!
Jawab:
Sebelum menjawabnya, saya memahami
dahulu apa itu kode etik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial(profesi) itu sendiri. Kehadiran
organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik
profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian
(Wingjosoebroto,
1999).
Maksud dari kode etik guru di sini adalah norma-norma yang mengatur
hubungan kemanusiaan (relationship) antar guru dengan lembaga
pendidikan (sekolah); guru dengan sesama guru; guru dengan peserta didik; dan
guru dengan lingkungannya. Sebagai sebuah jabatan pekerjaan, profesi guru
memerlukan kode etik khusus untuk mengatur hubungan-hubungan tersebut.
Adanya kode etik berfungsi untuk menjaga kredibilitas dan nama baik
guru dalam menyandang status pendidik. Dengan demikian, adanya kode etik
tersebut diharapkan para guru tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap
kewajibannya. Jadi substansi diberlakukannya kode etik kepada guru sebenarnya
untuk menambah kewibawaan dan memelihara image profesi guru tetap
baik.
Menyadari pentingnya fungsi kode etik tersebut, berarti peran guru
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mencerdaskan dan
menyiapkan kehidupan peserta didik. Karena itu, di pundak guru terdapat
tanggungjawab yang melekat secara terus menerus sampai akhir hayat. Tugas dan
tanggung jawab guru tersebut ternyata tidak mudah, karena harus melalui proses
yang panjang, penuh dengan persyaratan dan berbagai tuntutan.
Jadi jelas guru harus
berpedoman pada kode etik guru sebagai landasan berperilaku, baik intelektual,
sosial, susila,dan emosional bukan hanya di lingkungan sekolah namun semua
aspek kehidupannya. Karena guru sebagai tenaga professional merupakan cerminan
bagi peserta didik dan juga masyarakat luas. Sebuah ungkapan tentang
"guru tanpa tanda jasa" dan "guru di gugu dan ditiru" telah
melekat pada kehidupan guru. Indentitas ini intinya membawa tanggung jawab di
dalam kehidupan bermasyarakat yang sebenarnya.
3.
Guru seringkali tidak memahami profesinya sehingga
mengakibatkan bergesernya fungsi guru, sehingga tidak sedikit suasana belajar
seolah-olah menjadi berat dan membosankan baik bagi guru dan siswa. jelaskan
pernyataan yg dikemukakan dilihat dari sudut pandang etika profesi guru!
Jawab:
Disadari atau tidak jabatan guru adalah
jabatan professional. Namun seringkali
guru tidak memahami profesi seperti pernyataan diatas. Sebagai
profesi, jabatan ini memiliki kode etik keguruan, yang menjadi pedoman
pelaksanaan misi tugas seorang guru. Kode etik inilah yang menjawab bagaimana seharusnya seorang
guru berinteraksi dengan peserta didik, rekan sejawat orang tua peserta
didik, masyarakat dan dengan pelaksanaan misi tugasnya itu sendiri.
Jika seorang guru mempedomi kode etik guru dalam
pelaksanaan misi tugas kependidikannya, maka bias-bias profesional sangat mungkin dapat
dihindari dan keselarasan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan pendidikan sangat mungkin dapat
diwujudkan. Sebagai
seorang pribadi, ia harus melaksanakan misi tugasnya itu demi kepentingan
sendiri, dan sebagai profesional ia melaksanakan misi tugas kependidikannya itu
semata-mata demi kepentingan
peserta didik dan masyarakat pengguna jasa layanan profesi keguruan. Dilema seperti ini terkadang
menyebabkan biasnya pelaksanaan misi tugasnya sebagai guru dan pendidik.
Kaitan pernyataan diatas
mengenai etika hubungan guru dengan peserta
didik. Menuntut terciptanya hubungan berupa helping relationship (Brammer,1979)
yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim
sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Hubungan ini ditandai
dengan adanya perilaku empati, penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan
perhatian, ketulusan dan keterbukaan, serta kekonkretan dan kekhususan ekspresi
seorang guru.
Menurut norma
idealnya seorang guru hendaknya :
1. Mengakui bahwa kesejahteraan anak didik ialah
kewajiban guru.
2. Memperlakukan anak didik secara benar dan adil tanpa
memandang sifat fisik, mental, politik, ekonomi, social rasial atau agama.
3. Bersikap ramah dan sopan terhadap anak didiknya.
4. Mengajui perbadaan antara murid-murid dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individual.
5. Memegang dengan baik keterangan-keterangan yang
bersifat rahasia tentang murid-muridnya dan menggunakan secara professional.
6. Menghindarkan untuk mendasarkan keyakinan-keyakinan
agama atau politik partainya kepada muridnya.
7. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan
dirinya suri teladan bagi anak didiknya.
8. Di dalam melaksanakan tugasnya harus dijiwai dengan
kasih saying, adil serta menumbuhkannya dengan tanggung jawab.
9. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.
1. Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan
kepada muridnya sendiri dengan memungut bayaran.
4.
Buat rancangan pengembangan peran organisasi profesi
PGRI dengan kondisi pendidikan terutama karakteristik guru masa kini (ilustrasi
pemahaman saudara)!
Jawab:
PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga
kependidikan lainnya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila. Melalui PGRI, sesama anggota
mengembangkan profesinya, berjuang memecahkan masalah untuk anggota dengan
tanpa henti dan meningkatkan kesejahteraan anggota untuk kejayaan PGRI. Peranan PGRI adalah membina,
mengarahkan dan melindungi PGRI dan anggotanya dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari.
Pengembangan peran organisasi profesi PGRI dengan
kondisi guru masa kini, menurut saya pengembangannya harus di sesuaikan dengan
kondisi guru yang bersentuhan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, serta perubahan sosio-kultural yang terkadang sulit
diprediksi. Profesi
pendidikan seakan-akan dihadapkan pada dilema yang kompleks. Di satu pihak,
masyarakat pengguna jasa kependidikan menuntut akan kualitas layanan jasa
kependidikan secara lebih baik, tetapi di pihak lain para penyandang profesi
kependidikan dihadapkan pada berbagai keterbatasan. Padahal masyarakat yakin
betul bahwa kelangsungan hidup bangsa ini akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan proses sistem pendidikan.
Profesi menunjuk pada
suatu pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan terhadapnya . Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap
pribadi individu terhadap suatu pekerjaan. Profesional menunjuk pada penampilan
seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada
orangnya itu sendiri. Berikut rancangan saya mengenai pengembangan peran organisasi profesi PGRI yang
sudah ada: Meningkatkan dan/atau mengembangkan karier anggota, merupakan upaya dalam
mengembangkan karier anggota sesuai dengan bidang pekerjaan yang diembannya.
Organisasi profesi berperan sebagai fasilitator dan motifator terjadinya
peningkatan karier setiap anggota. Adanya pantauan dari organisasi PGRI
sehingga terlihat peningkatan dan pengembangan karier anggota. Meningkatkan
dan/atau mengembangkan kemampuan anggota, merupakan upaya terwujudnya
kompetensi kependidikan yang handal. Dengan kekuatan dan kewibawaan organisasi,
para pengemban profesi akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kewenangan
profesional anggota, merupakan upaya para profesional untuk menempatkan
anggota suatu profesi sesuai dengan kemampuannya. Organisasi profesi
kependidikan bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kepada
anggotanya melalui pendidikan atau latihan terprogram. Meningkatkan dan/atau
mengembangkan martabat anggota, merupakan upaya organisasi profesi
kependidikan agar anggotanya terhindar dari perlakuan tidak manusiawi dari
pihak lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan memasuki organisasi profesi keendidikan anggota sekaligus terlindungi
dari perlakuan masyarakat yang tidak mengindahkan martabat kemanusiaan dan
berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang
disepakati. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kesejahteraan, merupakan
upaya organisasi profesi keendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir
batin anggotanya. Banyak kiprah organisasi profesi keendidikan dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota. Aspirasi anggota melalui organisasi
terhadap pemerintah akan lebih terindahkan dibandingkan individu.
Terakhir
dari pengembangan di atas saya menyarankan hendaknya para guru di Indonesia untuk aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi yang
ada di Indonesia, seperti PGRI. Dengan demikian, para guru di Indonesia dapat
dengan mudah mengembangkan keilmuan yang dimilikinya melalui organisasi profesi
PGRI. Para guru harus menyadari bahwa organisasi profesi sangatlah penting
baginya.
Selain itu, pihak
organisasi profesi PGRI pun sebaiknya terus meningkatkan kinerjanya dalam
rangka mencapai visi dan misinya, seperti mengadakan study banding guru-guru di
Indonesia dengan guru-guru di negara-negara lain dan memfasilitasi para guru
dengan teknologi yang canggih untuk mengajar.
5.
Apa yang saudara
lakukan apabila ada seorang guru honor yg berbuat asusila, sehingga siswa-siswa
melaporkannya ke polisi (saudara sebagai pemimpinnya).
Contohnya: guru di Pulau Jawa mengunggah foto-foto porno dengan alasan untuk mencari pasangan hidup!
Contohnya: guru di Pulau Jawa mengunggah foto-foto porno dengan alasan untuk mencari pasangan hidup!
Jawab:
Pada prinsipnya seorang guru adalah
figur dalam proses pembelajaran,
baik hal itu dilakukan didalam kelas ataupun di luar kelas. Oleh karena itulah setiap guru harus
mempunyai kepribadian yang baik sebagai suatu bekal dalam menghadapi siswanya. Namun sangat disayangkan apabila ada oknum guru yang
melakukan tindakan asusila terhadap siswa-siswi nya. Apabila saya dalam konteks
sebagai pimpinan/ atasan guru tersebut, maka saya akan mengambil tindakan
tegas. Yang pertama saya akan melepaskan jabatannya sebagai guru honorer di
sekolah yang saya pimpin. Lalu, saya akan memberikan wewenang pada pihak yang
berwajib untuk memproses tindakannya.
Jelas hal
semacam ini merupakan tamparan bagi dunia pendidikan. Dimana kesan
terhadap guru sebagai sosok yang ideal adalah memiliki kepribadian yang dapat
dijadikan profil dan idola
bagi siswa-siswinya.. Namun, pada kenyataan, tidak semua guru menyadari hal
yang demikian. Sedikit saja guru berbuat yang tidak
atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya dan kharismanya pun secara perlahan lebur dari
jati diri. Karena itu, kepribadian adalah masalah yang sangat sensitif sekali.
Penyatuan kata dan perbuatan dituntut dari seorang guru.
Hal ini
berkaitan erat dengan guru sebagai pendidik profesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada
masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya. Terutama bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari, apakah
memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru mampu meningkatkan
pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada
anak didiknya. Bagaimana cara guru bertingkah laku, berpakaian dan berbicara
serta cara bergaul dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakatnya.
Walaupun segala perilaku guru selalu di perhatikan masyarakat, yang akan dibicarakan
dalam bagian ini adalah khusus perilaku yang berhubungan dengan profesinya.
Hal ini berhubungan dengan bagaimana
pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap
kemampuan dan sikap profesionalnya. Guru di Indonesia menyadari bahwa
pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan
negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila
dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus
1945.
By: Maria Ramasari